Latest Post
13.4.13
Pesawat Lion Air Jatuh ke Laut di Bali
Sabtu, 13 April 2013 | 13.4.13
Pesawat Lion Air jatuh ke laut di Denpasar, Bali. Pesawat yang terbang
dari Bandung ke Denpasar itu mendarat di laut di sekitar bandara.
"Pesawat terbelah," kata Sekretaris AP I Farid Indra saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (13/4/2013).
Kejadian itu terjadi sekitar pukul 15.35 Wita. Pesawat rencananya hendak mendarat di runaway tapi entah bagaimana bisa mendarat di laut. Bandara Ngurah Rai memang dekat dengan laut.
"Semua sudah dievakuasi penumpang," jelasnya.
Sumber
"Pesawat terbelah," kata Sekretaris AP I Farid Indra saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (13/4/2013).
Kejadian itu terjadi sekitar pukul 15.35 Wita. Pesawat rencananya hendak mendarat di runaway tapi entah bagaimana bisa mendarat di laut. Bandara Ngurah Rai memang dekat dengan laut.
"Semua sudah dievakuasi penumpang," jelasnya.
Sumber
Labels:
Berita
12.4.13
Runway Bandara Adisutjipto retak, Solo siap tampung pengalihan
Jumat, 12 April 2013 | 12.4.13
Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Kamis (11/4) dikabarkan mengalami
keretakan pada runway (landasan pacu), hingga panjang 100 meter. Meski
mengalami keretakan dan mengganggu penerbangan, namun hingga Kamis siang
belum ada pengalihan penerbangan ke Bandara Adisoemarmo Solo.
Manajer Operasional dan Teknik Bandara Adi Soemarmo Solo, Tri Joko Wahyuono mengatakan, hingga Kamis siang pukul 12.00 WIB, belum ada koordinasi dengan Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Namun jika ternyata benar ada pengalihan, pihaknya siap menampung semua penerbangan dari dan ke Yogya.
"Hingga siang ini belum ada informasi dari Bandara Adisutjipto. Namun begitu kita tetap stand bye. Jika mereka menghubungi, kita siap. Tapi saya tidak akan menghubungi mereka, takutnya nanti malah mengganggu. Mereka kan sedang koordinasi," ujar Tri Joko, kepada wartawan, di kantornya, Kamis (11/4).
Tri Joko kembali menegaskan, kesiapannya jika ada pengalihan. Menurutnya runway dan apron Bandara Adisoemarmo masih mampu menampung pesawat yang mungkin dialihkan ke Solo.
"Belum ada koordinasi dengan maskapai penerbangan. Kalau Yogya dan Semarang rusak pengalihannya pasti ke Solo. Kalau bandara Solo rusak pengalihan ke Surabaya," imbuhnya.
Sementara itu Sales and Marketing Manager PT Garuda Indonesia Solo, Endy Latief mengatakan tak ada pengalihan penerbangan untuk penumpang pesawat Garuda dari Yogyakarta ke Solo.
"Setelah kita cek, tadi memang ada kerusakan di runway Bandara Adisutjipto. Tapi setelah ada perbaikan landasan, penerbangan sudah normal kembali," katanya.
(mdk/bal)
Sumber
Manajer Operasional dan Teknik Bandara Adi Soemarmo Solo, Tri Joko Wahyuono mengatakan, hingga Kamis siang pukul 12.00 WIB, belum ada koordinasi dengan Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Namun jika ternyata benar ada pengalihan, pihaknya siap menampung semua penerbangan dari dan ke Yogya.
"Hingga siang ini belum ada informasi dari Bandara Adisutjipto. Namun begitu kita tetap stand bye. Jika mereka menghubungi, kita siap. Tapi saya tidak akan menghubungi mereka, takutnya nanti malah mengganggu. Mereka kan sedang koordinasi," ujar Tri Joko, kepada wartawan, di kantornya, Kamis (11/4).
Tri Joko kembali menegaskan, kesiapannya jika ada pengalihan. Menurutnya runway dan apron Bandara Adisoemarmo masih mampu menampung pesawat yang mungkin dialihkan ke Solo.
"Belum ada koordinasi dengan maskapai penerbangan. Kalau Yogya dan Semarang rusak pengalihannya pasti ke Solo. Kalau bandara Solo rusak pengalihan ke Surabaya," imbuhnya.
Sementara itu Sales and Marketing Manager PT Garuda Indonesia Solo, Endy Latief mengatakan tak ada pengalihan penerbangan untuk penumpang pesawat Garuda dari Yogyakarta ke Solo.
"Setelah kita cek, tadi memang ada kerusakan di runway Bandara Adisutjipto. Tapi setelah ada perbaikan landasan, penerbangan sudah normal kembali," katanya.
(mdk/bal)
Sumber
Labels:
Berita
8.4.13
Rencana Kenaikan Tiket KA, Dapat Kecaman Dari Penumpang
Senin, 08 April 2013 | 8.4.13
Ratusan penumpang reguler kereta api ekonomi jarak jauh tujuan Yogyakarta-Jakarta protes rencana kenaikan tarif kereta ekonomi serta penerapan perubahan jadwal yang dianggap merugikan penumpang.
"Ini merupakan aksi spontanitas dari pengguna kereta api jarak jauh, setelah kami mendengar adanya rencana kenaikan tarif kereta ekonomi hingga berkali-kali lipat," kata Koordinator Aksi Paguyuban Masyarakat Pengguna dan Pelanggan Kereta Api Ekonomi Jarak Jauh Yogyakarta-Jakarta Stevanus Dwi di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, pengguna kereta api ekonomi merasa sangat keberatan dengan rencana PT Kereta Api yang akan menaikkan tarif kereta api ekonomi dari Rp35.000 hingga menjadi Rp150.000 per Juni, karena seluruh kereta akan dilengkapi dengan fasilitas pendingin udara.
Padahal, lanjut dia, fasilitas pendingin udara yang akan ditempatkan di kereta ekonomi tersebut bukan pendingin udara seperti di kereta eksekutif, namun pendingin udara seperti yang biasa dipasang di rumah.
"Kami tidak membutuhkan pendingin udara. Yang kami butuhkan adalah layanan kereta api sesuai jadwal. Selama ini, perjalanan kereta api ekonomi sering molor dari jadwal yang sudah ditetapkan," ucapnya.
Selain keberatan dengan rencana kenaikan tarif, pada pengguna kereta api ekonomi jarak jauh tersebut juga keberatan dengan perubahan jadwal kereta api pascapenerapan grafik perjalanan kereta (gapeka) 2013 per 1 April.
Penerapan gapeka membuat penumpang kereta api ekonomi tidak memiliki banyak pilihan untuk memilih kereta api yang akan digunakan untuk pergi pulang Yogyakarta-Jakarta.
"Dengan penerapan jadwal baru, kereta ekonomi yang bisa diakses dari Stasiun Senen Jakarta hanya Progo. Dulu ada Kereta Bengawan, tetapi kini kereta itu berangkat dari Stasiun Tanjung Priok," tuturnya. Kereta Bengawan kini berangkat dari Jakarta pukul 13.00 WIB setelah sebelumnya diberangkatkan pukul 19.40 WIB, dan Kereta Progo berangka pukul 22.00 WIB, sebelumnya pukul 21.00 WIB.
Sementara itu, Manajer Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Sri Winarto mengatakan, penerapan gapeka per 1 April tentu akan mengundang pro dan kontra dari penumpang.
"Jadwal perjalanan itu diubah berdasarkan hasil evaluasi selama satu tahun. Kami juga sudah menyosialisasikannya. Jika ada yang belum mengerti, itu bisa dimaklumi," ujarnya. Ia juga menegaskan, tidak ada kenaikan tarif kereta ekonomi, sehingga tarif kereta Progo tetap Rp35.000 sekali perjalanan.
Dalam rangkaian Progo, PT Kereta Api Daop VI mulai menyisipkan kereta yang dilengkapi fasilitas pendingin udara. Jumlah kereta yang disisipkan juga disesuaikan kondisi penumpang. "Terkadang satu atau dua kereta," katanya.
Tarif kereta ekonomi dengan fasilitas pendingin udara tersebut dijual lebih mahal, dengan tarif batas atas Rp150.000 sekali perjalanan. "Kereta berpendingin udara itu adalah pilihan. Jika penumpang tidak mau, maka mereka bisa memilih kereta lain, atau moda transportasi lain," katanya.[Ant]
Sumber
"Ini merupakan aksi spontanitas dari pengguna kereta api jarak jauh, setelah kami mendengar adanya rencana kenaikan tarif kereta ekonomi hingga berkali-kali lipat," kata Koordinator Aksi Paguyuban Masyarakat Pengguna dan Pelanggan Kereta Api Ekonomi Jarak Jauh Yogyakarta-Jakarta Stevanus Dwi di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, pengguna kereta api ekonomi merasa sangat keberatan dengan rencana PT Kereta Api yang akan menaikkan tarif kereta api ekonomi dari Rp35.000 hingga menjadi Rp150.000 per Juni, karena seluruh kereta akan dilengkapi dengan fasilitas pendingin udara.
Padahal, lanjut dia, fasilitas pendingin udara yang akan ditempatkan di kereta ekonomi tersebut bukan pendingin udara seperti di kereta eksekutif, namun pendingin udara seperti yang biasa dipasang di rumah.
"Kami tidak membutuhkan pendingin udara. Yang kami butuhkan adalah layanan kereta api sesuai jadwal. Selama ini, perjalanan kereta api ekonomi sering molor dari jadwal yang sudah ditetapkan," ucapnya.
Selain keberatan dengan rencana kenaikan tarif, pada pengguna kereta api ekonomi jarak jauh tersebut juga keberatan dengan perubahan jadwal kereta api pascapenerapan grafik perjalanan kereta (gapeka) 2013 per 1 April.
Penerapan gapeka membuat penumpang kereta api ekonomi tidak memiliki banyak pilihan untuk memilih kereta api yang akan digunakan untuk pergi pulang Yogyakarta-Jakarta.
"Dengan penerapan jadwal baru, kereta ekonomi yang bisa diakses dari Stasiun Senen Jakarta hanya Progo. Dulu ada Kereta Bengawan, tetapi kini kereta itu berangkat dari Stasiun Tanjung Priok," tuturnya. Kereta Bengawan kini berangkat dari Jakarta pukul 13.00 WIB setelah sebelumnya diberangkatkan pukul 19.40 WIB, dan Kereta Progo berangka pukul 22.00 WIB, sebelumnya pukul 21.00 WIB.
Sementara itu, Manajer Humas PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta Sri Winarto mengatakan, penerapan gapeka per 1 April tentu akan mengundang pro dan kontra dari penumpang.
"Jadwal perjalanan itu diubah berdasarkan hasil evaluasi selama satu tahun. Kami juga sudah menyosialisasikannya. Jika ada yang belum mengerti, itu bisa dimaklumi," ujarnya. Ia juga menegaskan, tidak ada kenaikan tarif kereta ekonomi, sehingga tarif kereta Progo tetap Rp35.000 sekali perjalanan.
Dalam rangkaian Progo, PT Kereta Api Daop VI mulai menyisipkan kereta yang dilengkapi fasilitas pendingin udara. Jumlah kereta yang disisipkan juga disesuaikan kondisi penumpang. "Terkadang satu atau dua kereta," katanya.
Tarif kereta ekonomi dengan fasilitas pendingin udara tersebut dijual lebih mahal, dengan tarif batas atas Rp150.000 sekali perjalanan. "Kereta berpendingin udara itu adalah pilihan. Jika penumpang tidak mau, maka mereka bisa memilih kereta lain, atau moda transportasi lain," katanya.[Ant]
Sumber
Labels:
Berita