Home » » Menteri Marwan marah kena delay, ini jawaban bos Garuda Indonesia

Menteri Marwan marah kena delay, ini jawaban bos Garuda Indonesia

Jumat, 26 Februari 2016 | 26.2.16


Kemarin, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar marah dengan kinerja maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Kemarahannya ini buntut dari keterlambatan pesawat Jakarta-Yogyakarta hampir dua jam, sehingga banyak agenda bertemu dengan masyarakat desa maupun dengan akademisi Yogyakarta tertunda, bahkan dibatalkan.

Dia menilai kinerja Garuda Indonesia masih bobrok dan jauh dari memuaskan. Maka dari itu, direksi Garuda Indonesia laik dievaluasi.

Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo menanggapi santai keluhan Menteri Marwan tersebut. Dia menegaskan Garuda Indonesia pastilah telah menjalani standar operasional prosedur (SOP) yang benar dalam menghadapi keterlambatan.

"Kami sudah menjalankan prosedur yang benar," ujarnya Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (25/2).

Saat ditanya mengenai Garuda Indonesia menjadi penghambat dalam pembangunan bandara di Lebak, Arif enggan berkomentar. "Saya tidak tahu malah," jelas dia.

Sebelumnya, Menteri Marwan menilai di tengah kerja cepat membangun desa dan sistem transportasi nasional, ternyata kinerja maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk masih bobrok dan jauh dari memuaskan. Maskapai yang selama ini dianak emaskan oleh negara justru sering mengalami delay namun tak pernah ada sanksi apa-apa.

"Evaluasi Garuda. Proteksi negara terhadap Garuda ini sudah luar biasa besar, namun kok kinerjanya minta ampun jelek," ujar Menteri Marwan, di depan para akademisi, pejabat daerah, dan pejabat kementerian/lembaga lain dalam Seminar Peta Desa di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Rabu (24/2).

Menteri Marwan menambahkan, proteksi terhadap Garuda yang sangat besar bahkan telah mengakibatkan banyak program unggul lainnya terabaikan. Ia mencontohkan ketika sebuah maskapai penerbangan swasta hendak menanamkan investasi hingga Rp5 triliun di Lebak, Banten untuk membangun bandara. Proyek ini akhirnya digagalkan gara-gara untuk memproteksi Garuda.

"Lebak itu masuk daerah tertinggal binaan kami. Tapi gara-gara untuk proteksi Garuda, akhirnya program bandara di Lebak yang bertaraf Internasional ini diabaikan. Maskapai lain sampai dianak tirikan gara-gara proteksi Garuda. Tapi sayangnya, kinerja Garuda jelek seperti ini. Harus dievaluasi direksi Garuda ini," tegasnya.

"Manajemen dan SDM di Garuda kurang baik. Sementara di satu sisi garuda diproteksi habis oleh negara. Tapi maskapai lain tidak, bahkan dianak tirikan," terangnya.


Sumber
Share this article :

Post Comment