TEMPO.CO, Jakarta
- PT Citilink Indonesia membidik empat destinasi penerbangan dari
Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. "Kami ajukan untuk ke
Palembang, Yogyakarta, Semarang, dan Malang dengan total 16
penerbangan," kata Chief Executive Officer Citilink Indonesia, Arif
Wibowo, saat ditemui di sela-sela acara Citilink Journalist Award,
Selasa, 17 Desember 2013.
Ia mengatakan masih harus mengikuti rapat dengan Kementerian Perhubungan mengenai slot time di bandara tersebut. Arif mengungkapkan, sebenarnya Bandara Halim Perdanakusuma memang tidak didesain untuk penerbangan komersial berjadwal. Bandara Halim Perdanakusuma pun hanya akan dibuka untuk penerbangan komersial selama Bandara Soekarno-Hatta menjalani perbaikan.
"Bandara Halim itu infrastrukturnya terbatas, punya TNI, dan desainnya masih belum sesuai komersial," ucapnya. Ia memberi contoh. Lahan parkir mobil ataupun apron masih terbatas. Dengan keterbatasan itu, Arif mencemaskan tingkat ketepatan waktu atau on-time performance (OTP) maskapai di bawah 60 persen dan memberi dampak buruk terhadap penerbangan-penerbangan lainnya.
Ia menyebut slot time dan tingkat ketepatan waktu memberi banyak pengaruh pada keterlambatan atau delay penerbangan. "Sedangkan infrastruktur hanya memberi kontribusi 12 persen delay," kata Arif.
PT Angkasa Pura II menyatakan renovasi Bandara Halim Perdanakusuma akan selesai akhir Desember mendatang. "Sesuai kesepakatan dengan TNI Angkatan Udara dan Kementerian Perhubungan, Bandara Halim mulai beroperasi untuk penerbangan komersial berjadwal pada 10 Januari 2014," kata Direktur Keuangan Angkasa Pura II Laurensius Manurung di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis, 5 Desember 2013.
Ia menjelaskan, Angkasa Pura II saat ini masih melakukan persiapan untuk pre-flight hingga post-flight calon penumpang. Perseroan tersebut memperluas check-in area menjadi 6 x 15 meter serta membangun kembali ticketing lounge.
"Jadi nanti seperti di Bandara Kualanamu, tidak ada lagi check-in counter di Bandara Halim Perdanakusuma," kata Kepala Cabang Angkasa Pura II Bandara Halim Perdanakusuma, Iwan Khrishadianto.
Sumber
Ia mengatakan masih harus mengikuti rapat dengan Kementerian Perhubungan mengenai slot time di bandara tersebut. Arif mengungkapkan, sebenarnya Bandara Halim Perdanakusuma memang tidak didesain untuk penerbangan komersial berjadwal. Bandara Halim Perdanakusuma pun hanya akan dibuka untuk penerbangan komersial selama Bandara Soekarno-Hatta menjalani perbaikan.
"Bandara Halim itu infrastrukturnya terbatas, punya TNI, dan desainnya masih belum sesuai komersial," ucapnya. Ia memberi contoh. Lahan parkir mobil ataupun apron masih terbatas. Dengan keterbatasan itu, Arif mencemaskan tingkat ketepatan waktu atau on-time performance (OTP) maskapai di bawah 60 persen dan memberi dampak buruk terhadap penerbangan-penerbangan lainnya.
Ia menyebut slot time dan tingkat ketepatan waktu memberi banyak pengaruh pada keterlambatan atau delay penerbangan. "Sedangkan infrastruktur hanya memberi kontribusi 12 persen delay," kata Arif.
PT Angkasa Pura II menyatakan renovasi Bandara Halim Perdanakusuma akan selesai akhir Desember mendatang. "Sesuai kesepakatan dengan TNI Angkatan Udara dan Kementerian Perhubungan, Bandara Halim mulai beroperasi untuk penerbangan komersial berjadwal pada 10 Januari 2014," kata Direktur Keuangan Angkasa Pura II Laurensius Manurung di Bandara Halim Perdanakusuma, Kamis, 5 Desember 2013.
Ia menjelaskan, Angkasa Pura II saat ini masih melakukan persiapan untuk pre-flight hingga post-flight calon penumpang. Perseroan tersebut memperluas check-in area menjadi 6 x 15 meter serta membangun kembali ticketing lounge.
"Jadi nanti seperti di Bandara Kualanamu, tidak ada lagi check-in counter di Bandara Halim Perdanakusuma," kata Kepala Cabang Angkasa Pura II Bandara Halim Perdanakusuma, Iwan Khrishadianto.
Sumber