Jakarta - Profesi pramugari memang punya tanggung jawab besar, terutama dalam kondisi darurat. Untuk itu, kompensasi yang mereka dapat jelas sebanding. Misalnya, soal gaji dan sistem kerja.
Laras Kalbu Atayu, salah satu pramugari maskapai nasional, bercerita, dalam satu minggu, ia tidak setiap hari terbang. Waktu istirahat diatur selama sembilan jam.
"Enggak tentu juga satu minggu berapa kali terbang. Bisa tiga kali, empat kali. Tapi, pramugari harus istirahat sembilan jam dulu sebelum lanjut terbang lagi," kata wanita yang akrab disapa Ayas kepada detikHOT, Rabu (18/12/2013).
Untuk menjaga stamina pasca penerbangan panjang, Ayas yang masih berusia 23 tahun ini, selalu menyempatkan diri berolahraga ringan. Mulai dari jogging sampai berenang. "Kalau tidur atau istirahat wajib hukumnya. Enggak bisa ditawar. Kalau sudah waktunya tidur, ya tidur," ujarnya.
Begitu pula yang dilakukan Irene Nur Yuniarti, pramugari di salah satu maskapai swasta. Di perusahaannya, kesehatan kru kabin menjadi hal utama yang wajib diperhatikan.
Ketika sudah merasa kelelahan, wanita 27 tahun itu memilih melakukan relaksasi dengan pijatan. Selain itu, berhibernasi seharian penuh di rumah. "Pas dapat jatah libur atau sedang di darat semaksimal mungkin istirahat karena jadwal terbang berikutnya kadang panjang," kata Irene.
Soal gaji, ia mengaku cukup puas. Sejak pertama kali berkarir sebagai pramugari 4 tahun lalu, penghasilannya terbilang mapan.
"Iya, salah satu yang bikin tertarik jadi pramugari karena gajinya lumayan-lah ya. Apalagi, waktu baru-baru masuk, baru lulus SMA, sudah bisa membiayai kebutuhan sendiri," ujarnya.
Baik Irene maupun Ayas tidak mau menyebutkan secara detail besaran gaji yang mereka peroleh. Namun, sumber detikHOT yang bekerja di salah satu maskapai swasta mengungkap, minimal gaji pramugari junior berkisar antara Rp 4 juta - Rp 5 juta. Belum ditambah tunjangan lain-lain. "Kalau yang sudah senior mungkin lebih dari Rp 8 jutaan," katanya.
Sumber