Home » » Gubernur Minta Pagar Bandara Diganti Besi

Gubernur Minta Pagar Bandara Diganti Besi

Jumat, 04 Oktober 2013 | 4.10.13

Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, berdialog dengan GM PT Angkasa Pura Bandara SIM, Blangbintang, Samiadji, mengenai pagar beton lapangan pacu sepanjang 900 meter, yang diprotes warga dan anggota DPRA, minta diganti dengan pagar besi, Kamis (3/10). SERAMBI/HERIANTO

* Pagar Beton Dinilai Mengganggu Pandangan
BANDA ACEH - Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah meminta PT Angkasa Pura mengganti pagar beton sepanjang 900 meter dan tinggi 2,4 meter di ujung landasan pacu Bandara Internasional SIM, dengan pagar besi. Ini agar masyarakat bisa melihat pesawat saat terbang dan mendarat, sambil menikmati aneka kuliner khas Aceh di warung-warung yang berdekatan dengan landasan pacu.

Permintaan itu disampaikan Gubernur kepada General Manajer PT Angkasa Pura Bandara SIM, Samiadji, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke bandara itu, Kamis (3/10). Dalam sidak, Gubernur didampingi sejumlah pejabat Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informasi dan Telematikan (Dishubkomintel) Aceh, dan Sekretaris Majelis Adat Aceh.
Sidak itu dilakukan Gubernur setelah mendengar pendapat akhir Fraksi Partai Demokrat (PD) dalam sidang kemarin, yang melaporkan pengerjaan Terminal VIP Bandara SIM yang bersumber dari APBA, berjalan sangat lamban. Fraksi PD juga melaporkan pagar beton di ujung landasan pacu tidak memunculkan keindahan bandara dan menggangu pandangan warga.

Menurut Gubernur, seharusnya pagar beton itu diganti dengan pagar besi seperti di Terminal BBM bandara itu. Pagar besi jerjak terlihat lebih indah dan tidak menghalangi masyarakat yang ingin melihat pesawat saat terbang dan mendarat, sambil menikmati rujak dan makanan lainnya di warung-warung milik masyarakat yang berdekatan dengan landasan pacu.

Sebelum meninjau pagar beton di ujung landasan pacu, Gubernur yang melihat progres pembangunan Terminal VIP Bandara SIM meminta konsultan pengawas dan kontraktor agar mengerjakan proyek itu dengan baik. Sebab, dana yang sudah dikeluarkan Pemerintah Aceh cukup besar.

Untuk tahun ini, alokasi anggarannya mencapai Rp 23,5 miliar. Tahun depan untuk finishing ditambah Rp 14,4 miliar lagi. Sedangkan dana yang sudah habis sebelumnya Rp 12 miliar. “Saya minta pekerjaan yang masih minus 14 persen ini secepatnya dipositifkan agar selesai tepat waktu. Hasilnya juga harus berkualitas, indah dan enak dipandang mata,” pinta Zaini Abdullah.

Gubernur mengatakan, setelah melihat besi baja ringan yang digunakan sebagai tulang atap seng Terminal VIP Bandara SIM, ia menilai besi tulang yang digunakan masih tipis dan ringan. Gubernur khawatir, jika diterpa angin kencang, tulang besi itu bisa terangkat dan terbang bersama atapnya.

Terhadap kondisi Terminal VIP Bandara SIM itu, Gubernur meminta PPTK bersama kontraktor dan konsultan pengawas proyek membuat laporan secara mendetil mengenai penggunaan bahan untuk pembangunan gedung tersebut, besok atau lusa.
Sementara GM PT Angkasa Pura Bandara SIM, Samiadji mengatakan pagar beton setinggi 2,4 meter itu dibangun untuk menghindari hewan ternak masuk ke landasan pacu. Selain itu, dulu pagar bandara yang terbuat dari kawat baja, sering dipotong warga agar bisa masuk ke pinggir landasan pacu untuk memotong rumput sebagai makanan hewan ternaknya.

Kondisi ini, kata Samiadji, bisa membahayakan pasawat yang akan terbang dan mendarat. Apalagi, pihaknya pernah beberapa kali menemukan sapi masuk ke pinggir lapangan pacu dari pagar kawat yang sudah dipotong. Kasus ini sudah pernah terjadi di Bandara Gorontalo dan lainnya, hingga membuat pesawat yang mendarat keluar dari landasan pacu.

Pun begitu, tambah Samiadji, saran dan usulan Gubernur Aceh akan diapertimbangkan dan dibicarakan kembali dengan Direktur PT Angkasa Pura di Medan. Jika dengan membangun pagar besi memberikan kenyaman bagi penerbangan dan kepuasan bagi masyarakat yang menikmatik rujak sambil melihat pesawat, pihaknya akan mempertimbangkan hal itu.(her)

Share this article :

Post Comment