Maskapai penerbangan Tigerair Mandala telah memutuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan operasionalnya mulai 1 Juli 2014. Atas keputusan ini, Presiden Direktur Saratoga Capital Sandiaga S. Uno, selaku pemilik 51,3 persen saham Tigerair Mandala menyatakan kesedihannya.
Sandiaga mengatakan, pihaknya terpaksa mengambil keputusan ini karena ini merupakan jalan terbaik untuk menghindari kerugian yang lebih besar lagi. “Saya sedih sekali tapi pada saatnya nanti saya akan berbicara mengenai pandangan saya tentang investasi. Dalam waktu dekat ini saya akan bicara, saat ini no comment dulu,” ujarnya.
Sejak diluncurkan kembali pada bulan April 2012, sebanyak 51,3 persen saham Tigerair Mandala dikuasai oleh Saratoga Capital dan sebanyak 35,8 persen dimiliki oleh Tiger Airways Holdings Limited, sedangkan sisanya dimiliki oleh pemegang saham lama dan sejumlah kreditor.
Dalam pengumumannya, Tigerair Mandala memutuskan untuk berhenti beroperasi karena beberapa faktor, di antaranya kondisi pasar yang menurun, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan persaingan yang semakin sengit antar maskapai penerbangan.
Sebelum memutuskan berhenti beroperasi, Tigerair Mandala didekati oleh sejumlah calon investor. Dua investor yang paling santer dikabarkan akan mengakuisisi Tigerair Mandala adalah maskapai penerbangan Indonesia AirAsia dan Citilink Indonesia. Namun, kedua maskapai penerbangan ini sepakat untuk membatalkan rencana investasinya di Tigerair Mandala, sehingga Tigerair Mandala gagal mendapatkan investor dan dengan terpaksa mengumumkan penghentian operasionalnya.
Sumber
Sandiaga mengatakan, pihaknya terpaksa mengambil keputusan ini karena ini merupakan jalan terbaik untuk menghindari kerugian yang lebih besar lagi. “Saya sedih sekali tapi pada saatnya nanti saya akan berbicara mengenai pandangan saya tentang investasi. Dalam waktu dekat ini saya akan bicara, saat ini no comment dulu,” ujarnya.
Sejak diluncurkan kembali pada bulan April 2012, sebanyak 51,3 persen saham Tigerair Mandala dikuasai oleh Saratoga Capital dan sebanyak 35,8 persen dimiliki oleh Tiger Airways Holdings Limited, sedangkan sisanya dimiliki oleh pemegang saham lama dan sejumlah kreditor.
Dalam pengumumannya, Tigerair Mandala memutuskan untuk berhenti beroperasi karena beberapa faktor, di antaranya kondisi pasar yang menurun, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, dan persaingan yang semakin sengit antar maskapai penerbangan.
Sebelum memutuskan berhenti beroperasi, Tigerair Mandala didekati oleh sejumlah calon investor. Dua investor yang paling santer dikabarkan akan mengakuisisi Tigerair Mandala adalah maskapai penerbangan Indonesia AirAsia dan Citilink Indonesia. Namun, kedua maskapai penerbangan ini sepakat untuk membatalkan rencana investasinya di Tigerair Mandala, sehingga Tigerair Mandala gagal mendapatkan investor dan dengan terpaksa mengumumkan penghentian operasionalnya.
Sumber