Saat Anda naik pesawat, pernahkah Anda terlintas bagaimana juru kemudi di kokpit tahu tujuannya? Saat Anda gelisah memikirkan, ternyata puluhan bahkan ratusan pesawat berlalu lalang di udara pada waktu yang bersamaan. Lalu, bagaimana sampai tidak saling tabrak?
Atau jika pesawat Anda mulai naik atau turun, dari kejauhan Anda melihat pesawat lain yang berbeda arah. Dari mana atau mau ke mana pesawat itu? Mengapa dapat dikendalikan?
Pesawat itu layaknya capung yang bertebaran di udara. Bagaimana dengan bandar udara yang padat? Sudah jelas perlu tingkat monitor yang jeli.
Orang yang mengatur itu semua ada di menara control atau yang popular dengan sebutan ATC. Samudra Sukardi, Vice Chairman of CSE Aviation menegaskan, tugas ATC mengatur perjalanan rute penerbangan, namun tak kalah pentingnya ia sebagai ujung tombak industri ini. Pekerjaannya sangat spesifik, karena menyangkut safety (keselamatan) penerbangan.
Mencegah Tabrakan
Samudra menggambarkan, pesawat-pesawat yang datang dan berangkat itu sangat banyak, berseliweran di atas, jika lalai saja, misalnya petugas ATC salah memberikan informasi ke pilot, risikonya sangat besar, bahkan pesawat dapat bertabrakan di udara.
Edwin Soedarmo, President Director CSE Aviation menyatakan bahwa personel ATC ini perlu daya “imajiner” yang tajam, karena setiap lalu lintas dapat dibayangkan secara jelas dalam pikirannya yang kemudian dibantu oleh visualisasi radar, yaitu komputerisasi di ATC. Jadi pesawat itu tidak hanya satu atau dua saja yang terbang.
“Terkait daya imaji dan kesiapan mental dalam mendapatkan gambaran jalur penerbangan, pilot diwajibkan mendaftarkan rencana penerbangan yang memperlihatkan rute yang akan mereka tempuh. Pemandu memiliki salinan rute tersebut yang disebut flight progress strip. Keuntungan dari perencanaan tersebut, bahwa ada titik-titik persimpangan jalur penerbangan. Ketika pilot terbang berada di titik-titik tersebut, ia wajib melaporkan ke petugas ATC. Selanjutnya, petugas akan menandainya pada rute rencana penerbangan,” lanjut Edwin.
“Pilot yang mengendalikan pesawat, tentu yang paling bertanggung jawab atas keselamatan penerbangan pesawat tersebut. Dengan sistem pemandu lalu lintas udara, para petugas di menara bandar udara selalu mengikuti setiap fase pergerakan pesawat itu yang beroperasi mengikuti aturan instrumen penerbangan yang ditetapkan,” jelas Samudra.
Seorang petugas ATC yang sudah bekerja selama 12 tahun menjelaskan ia dan rekan-rekannya sangat berperan terhadap lalu lintas udara. “Kami bertugas sebagai frontliner dalam mengatur ketertiban movement pesawat, membantu mencegah tabrakan.”
Samudra menegaskan bahwa ATC juga memonitor hal-hal yang belum terlihat oleh cockpit crew. Dapat dibayangkan, jika terdapat dua pesawat jet komersial berada pada jalur yang sama dari arah yang berlawanan. Saat para pilot saling melihat, mungkin hanya ada waktu beberapa detik untuk mengelak tabrakan! Untuk itu, jauh sebelum para pilot saling melihat, mereka mendapatkan komunikasi dari ATC, yaitu instruksi untuk menjaga jarak yang aman.
Amran, Director of Air Traffic Management, menggambarkan secara rinci tentang lingkup pekerjaan ATC, bahwa wilayah udara itu dibagi menurut sektorisasi, yaitu JATS (Jakarta Air Traffic Service) yang bertugas di wilayah barat dan MATS (Makassar Air Traffic Service) untuk di wilayah timur.
Pesawat saat masih di darat atau di ketinggian tertentu yang masih terlihat, merupakan tanggungjawab tower bandar udara asal (jika take off). Selanjutnya ketika lepas landas menjadi tanggung jawab menara ATC airport awal, jalur pesawat dipindahkan ke petugas ATC berikutnya di wilayah tertentu sampai pesawat itu mendarat.
Istilah pengawasan petugas itu terbagi dalam:
ADC Terminal (Aerodrome Control Tower), diperuntukkan bagi pesawat terbang yang berada di bandar udara dan sekitarnya (vicinity of aerodrome) seperti take off, landing, taxiing, dan yang berada di kawasan manoeuvring area.
APP Terminal (Approach and Terminal Area), yaitu untuk pesawat yang berada di ruang udara sekitar bandar udara, baik yang sedang melakukan pendekatan maupun yang baru berangkat, terutama bagi penerbangan yang beroperasi terbang instrumen yaitu suatu penerbangan yang mengikuti aturan penerbangan instrumen atau dikenal dengan Instrument Flight Rule (IFR).
ACC Terminal (Area Control Center), yaitu untuk penerbang yang sedang menjelajah (en-route flight) terutama yang termasuk penerbangan terkontrol (controlled flights).
Jadi, pesawat tidak suka-suka terbang sendiri.
Menurut data yang dihimpun Aviasi pada 20 November lalu, pergerakan pesawat dalam pelayanan navigasi, ada 9.887 per hari. “Bahkan lebih dari 10.000 pergerakan setiap harinya,” jelas Amran.
Bagaimana dengan traffic di suatu airport? Berikut tabel aircraft movement (pergerakan pesawat) di Bandara Soekarno-Hatta. Data ini diperoleh pada 20 November lalu dari LPPNPI. Tercatat bahwa untuk city pairs (dilayani pergi pulang dengan rute dari Cengkareng ke kota tujuan) adalah 1.200 pergerakan/hari.