Sebagai bentuk protes atas sikap airlines yang dinilai tidak adil selama ini, dan melihat potensi pasar yang besar, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) berencana mendirikan dan mengoperasikan perusahaan penerbangan sendiri. Hal tersebut diungkapkan Ketua Asita Sumatera Utara Solahuddin Nasution.
“Rencana pendirian dan pengoperasian airlines sendiri itu merupakan salah satu keputusan Rakernas (Rapat Kerja Nasional) Asita II Tahun 2013 yang dilaksanakan di Medan pada 15-17 November dan dihadiri 300 peserta dari berbagai provinsi,” katanya seperti dilansir Bisnis.com.
Menurutnya, yang menjadi latar belakang perencanaan pendirian airlines tersebut adalah sikap dan perlakukan yang tidak adil dari beberapa airlines terhadap biro perjalanan wisata dalam menjalankan kemitraan. Apabila terwujud, airlines tersebut bakal diberi nama Asita Air atau Asita Airlines.
Menurutnya, salah satu bentuk ketidakadilan adalah perusahaan penerbangan selalu menerapkan aturan sendiri secara sepihak tanpa menghiraukan keberatan atau protes yang diajukan biro perjalanan.
“Bahkan biro perjalanan kerap di posisi yang dirugikan seperti saat airlines bangkrut antara lain dengan tidak dikembalikannya uang jaminan keagenan yang jumlahnya lumayan besar. Jadi selama ini, bukan hanya penumpang yang sering dikecewakan airlines, tetapi juga biro perjalanan,” katanya.
Pemilik Cipta Tour itu, menyebutkan, segala sesuatu yang berkaitan dengan persiapaan usaha itu akan dikaji Asita sebagai langkah awal untuk rencana pendirian airlines sendiri itu. Tentunya, kata dia, dalam proses itu akan melibatkan para ahli profesional di bidang dunia penerbangan. “Sebagai organisasi nirlaba, tentunya Asita akan mengkaji berbagai aspek mulai sisi hukum, legal formal dan lannya,”katanya.
Mengenai pendanaan pendirian airlines, kata dia, diperkirakan tidak menjadi masalah besar mengingat jumlah keanggotaan Asita yang cukup banyak berkisar 6.500an perusahaan.
“Semua anggota Asita dalam Rakernas itu optimistis kalau airlines itu terwujud, usaha itu akan bisa berkembang dan mendapat tempat di hati masyarakat mengingat selama ini sebagai perusahaan perjalanan wisata, biro travel sudah sangat memahami keinginan dan selera penumpang,” kata Solahuddin.
Ketua Umum Asita, Asnawi Bahar, sebelumnya meminta Pemerintah memaksimalkan dukungan kepada pengusaha biro perjalanan untuk mempercepat penambahan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Menurut dia, dukungan terhadap biro perjalanan di Indonesia masih jauh di bawah yang dilakukan pemerintah di luar negeri seperti di Malaysia dan Singapura.
Sumber
“Rencana pendirian dan pengoperasian airlines sendiri itu merupakan salah satu keputusan Rakernas (Rapat Kerja Nasional) Asita II Tahun 2013 yang dilaksanakan di Medan pada 15-17 November dan dihadiri 300 peserta dari berbagai provinsi,” katanya seperti dilansir Bisnis.com.
Menurutnya, yang menjadi latar belakang perencanaan pendirian airlines tersebut adalah sikap dan perlakukan yang tidak adil dari beberapa airlines terhadap biro perjalanan wisata dalam menjalankan kemitraan. Apabila terwujud, airlines tersebut bakal diberi nama Asita Air atau Asita Airlines.
Menurutnya, salah satu bentuk ketidakadilan adalah perusahaan penerbangan selalu menerapkan aturan sendiri secara sepihak tanpa menghiraukan keberatan atau protes yang diajukan biro perjalanan.
“Bahkan biro perjalanan kerap di posisi yang dirugikan seperti saat airlines bangkrut antara lain dengan tidak dikembalikannya uang jaminan keagenan yang jumlahnya lumayan besar. Jadi selama ini, bukan hanya penumpang yang sering dikecewakan airlines, tetapi juga biro perjalanan,” katanya.
Pemilik Cipta Tour itu, menyebutkan, segala sesuatu yang berkaitan dengan persiapaan usaha itu akan dikaji Asita sebagai langkah awal untuk rencana pendirian airlines sendiri itu. Tentunya, kata dia, dalam proses itu akan melibatkan para ahli profesional di bidang dunia penerbangan. “Sebagai organisasi nirlaba, tentunya Asita akan mengkaji berbagai aspek mulai sisi hukum, legal formal dan lannya,”katanya.
Mengenai pendanaan pendirian airlines, kata dia, diperkirakan tidak menjadi masalah besar mengingat jumlah keanggotaan Asita yang cukup banyak berkisar 6.500an perusahaan.
“Semua anggota Asita dalam Rakernas itu optimistis kalau airlines itu terwujud, usaha itu akan bisa berkembang dan mendapat tempat di hati masyarakat mengingat selama ini sebagai perusahaan perjalanan wisata, biro travel sudah sangat memahami keinginan dan selera penumpang,” kata Solahuddin.
Ketua Umum Asita, Asnawi Bahar, sebelumnya meminta Pemerintah memaksimalkan dukungan kepada pengusaha biro perjalanan untuk mempercepat penambahan kunjungan wisatawan ke Indonesia. Menurut dia, dukungan terhadap biro perjalanan di Indonesia masih jauh di bawah yang dilakukan pemerintah di luar negeri seperti di Malaysia dan Singapura.
Sumber