Pihak yang berencana membangun Bandara Lebak, PT. Maja Raya Indah Semesta (MRIS) berkomentar sinis terkait dengan belum turunnya izin dari Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan. Direktur Utama PT. MRIS, Ishak bahkan menantang pihak Kementerian Perhubungan dengan menyatakan akan tetap membangun bandara tersebut walaupun belum mendapat izin.
“Akan tetap investasi dilanjutkan. Biarin aja, emang negara punya Jonan? Bilangin, kata Pak Ishak, memangnya negara ini punya Jonan sendiri?,” ujar Ishak hari Kamis (17/09) di Jakarta.
Ishak menuding alasan Menteri Jonan untuk tidak memberikan izin terkait pembagian wilayah udara sebagai suatu ketidak mengertian Jonan mengenai hal tersebut. Ia bahkan menuding Menteri Jonan memang tidak ingin memberikan izin tersebut dengan mencari-cari alasan.
“Menteri saja yang mungkin tidak tahu cara hitung tata ruang udara. Halim dan Cengkareng memang sudah dari dulu tabrakan airspace nya. Lagipula khan ada pengatur lalu lintas udara,” ujarnya lebih lanjut.
Menanggapi hal tersebut, staf khusus Menteri Perhubungan, Hadi M Djuraid mengatakan pihaknya mempersilahkan bila PT.MRIS tetap ngotot membangun bandara yang akan digunakan oleh maskaai Lion Air tersebut. Namun Hadi mengingatkan agar PT.MRIS harus siap menerima resiko terkait terbatasnya wilayah udara di Bandara Lebak tersebut.
“Keterbatasan wilayah udara itu karena ada Bandara Curug di sisi barat. Di sisi tenggara ada Bandara Atang Sanjaya, di timur ada Bandara Rumpin, di sebelah utara dan timur laut itu wilayah Soekarno-Hatta dan Halim. Di sisi utara juga ada tempat latihan menembak milik Arhanud. Sedangkan di sisi selatan ada daerah pegunungan dengan ketinggian hingga 11.000 feet,” ujar Hadi.
Menurut Hadi, dengan fakta itu lokasi bandara Lebak sulit untuk memberikan keleluasaan pergerakan pesawat termasuk pemanduan saat akan tinggal landas dan mendarat. Hadi juga mengatakan pihaknya tak akan mengorbankan wilayah udara bandara-bandara yang telah lebih dulu ada di wilayah tersebut.
Sumber