Jakarta (ANTARA
News) - Pendiri maskapai AirAsia Tony Fernandes mengatakan, maskapai
berbiaya rendah tetap terus akan berkembang pesat terutama di kawasan
Asia-Pasifik sehingga pihaknya berkomitmen untuk mengantisipasinya.
"Kami memperkirakan jumlah maskapai LCC (low cost carrier/berbiaya rendah) berbadan besar di kawasan Asia Pasifik mencapai kurang lebih 100 maskapai, apabila pasar meningkat sebesar 35 persen lima tahun mendatang," kata Tony Fernandes dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pihaknya telah memprediksi potensi pasar yang cukup besar di kawasan Asia Pasifik terutama karena masih rendahnya tingkat penetrasi pasar untuk penerbangan LCC di bawah empat jam masa terbang.
Untuk itu, AirAsia juga berkomitmen menjadi salah satu pelaku unggul di industri penerbangan global untuk pasar tersebut antara lain dengan memesan 25 Airbus A330-300 senilai 6 miliar dolar AS.
"Komitmen kami adalah untuk menjadi maskapai yang mengoperasikan armada berbadan besar dengan usia rata-rata dibawah 5 tahun yang hemat bahan bakar, dengan kabin yang nyaman dan dapat diandalkan di kawasan Asia Pasifik pada 2019," katanya.
Adapun pengiriman pesawat Airbus A330-300 tersebut akan dimulai pada 2015 seiring dengan rencana ekspansi maskapai di kawasan Asia Pasifik.
Pembelian ini termasuk pemesanan Airbus A330-300 dengan versi jarak tempuh yang lebih panjang, sehingga
nantinya akan memungkinkan maskapai untuk membuka layanan penerbangan nonstop baik ke Eropa maupun penerbangan ke Amerika dengan satu pemberhentian.
Sebelumnya, AirAsia juga telah memenangkan penghargaan sebagai Maskapai Berbiaya Rendah Terbaik (World Leading Low Cost Airline) dalam ajang World Travel Awards (WTA) 2013.
"Penghargaan ini menjadi sebuah tonggak sejarah penting bagi Grup AirAsia yang akan merayakan hari jadinya ke-12 tahun," kata Tony Fernandes.
Tony Fernandes menuturkan, selama perjalanan tersebut, AirAsia telah mengembangkan armada dari hanya 2 pesawat dan 250 pegawai menjadi 147 pesawat dan telah mempekerjakan kurang lebih 12.000 karyawan dari berbagai negara.(*)
Sumber
"Kami memperkirakan jumlah maskapai LCC (low cost carrier/berbiaya rendah) berbadan besar di kawasan Asia Pasifik mencapai kurang lebih 100 maskapai, apabila pasar meningkat sebesar 35 persen lima tahun mendatang," kata Tony Fernandes dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pihaknya telah memprediksi potensi pasar yang cukup besar di kawasan Asia Pasifik terutama karena masih rendahnya tingkat penetrasi pasar untuk penerbangan LCC di bawah empat jam masa terbang.
Untuk itu, AirAsia juga berkomitmen menjadi salah satu pelaku unggul di industri penerbangan global untuk pasar tersebut antara lain dengan memesan 25 Airbus A330-300 senilai 6 miliar dolar AS.
"Komitmen kami adalah untuk menjadi maskapai yang mengoperasikan armada berbadan besar dengan usia rata-rata dibawah 5 tahun yang hemat bahan bakar, dengan kabin yang nyaman dan dapat diandalkan di kawasan Asia Pasifik pada 2019," katanya.
Adapun pengiriman pesawat Airbus A330-300 tersebut akan dimulai pada 2015 seiring dengan rencana ekspansi maskapai di kawasan Asia Pasifik.
Pembelian ini termasuk pemesanan Airbus A330-300 dengan versi jarak tempuh yang lebih panjang, sehingga
nantinya akan memungkinkan maskapai untuk membuka layanan penerbangan nonstop baik ke Eropa maupun penerbangan ke Amerika dengan satu pemberhentian.
Sebelumnya, AirAsia juga telah memenangkan penghargaan sebagai Maskapai Berbiaya Rendah Terbaik (World Leading Low Cost Airline) dalam ajang World Travel Awards (WTA) 2013.
"Penghargaan ini menjadi sebuah tonggak sejarah penting bagi Grup AirAsia yang akan merayakan hari jadinya ke-12 tahun," kata Tony Fernandes.
Tony Fernandes menuturkan, selama perjalanan tersebut, AirAsia telah mengembangkan armada dari hanya 2 pesawat dan 250 pegawai menjadi 147 pesawat dan telah mempekerjakan kurang lebih 12.000 karyawan dari berbagai negara.(*)
Sumber